MPM STAIPI Kelompok 4 Sulap Rumah Wakaf Menjadi Posko Belajar dan Perpustakaan Mini


JabarOnNews.com, GARUT - Proses belajar mengajar serta pendidikan yang bermutu itu akan ditentukan oleh input, seperti materi pelajaran, sarana dan prasarana serta suasana yang kondusif. Dalam meningkatkan mutu pendidikan itu dilihat dari proses pendidikan dan hasil pendidikan (Depdikbud:1999).

Sebagai upaya pemberdayaan belajar serta peningkatan pendidikan, menurut Pavlov's (Bower G.H.:1981) dalam mengajar memerlukan kondisi khusus agar dapat merespon sikap perilaku yang diinginkan atau ada stimulan.

Perubahan-perubahan yang dikehendaki dalam proses pembelajaran dengan berbagai materi bidang studi memerlukan penguatan baik bagi guru atau murid, agar proses perubahan itu dapat efektif. Penguatan itu dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan yang nyaman serta fokus dalam belajar.

Dalam belajar mengajar serta proses pendidikan pasti membutuhkan sebuah tempat untuk menampung berbagai kegiatan belajar mengajar, salah satunya seperti Madrasah Al-Barokah yang terletak di Kp.Pasir Baros RT.03 RW.01 Desa Campaka Kecamatan Malangbong.

Ibu Lela selaku pengajar di Madrasah Al-Barokah ini mengatakan, "ini bukan Madrasah Diniyah seperti yang lain karena tempat ini bernama pembelajaran Al-Barokah yang sehari-harinya belajar bersama seperti les dan juga untuk pelajarannya tak hanya pelajaran agama namun juga pelajaran umum. Tempat ini merupakan wakaf dari salah seorang warga yang ada yang di Kp.Pasirbaros tetapi orang itu sudah lepas tanggungjawab."

Awalnya di RW.01 Kp.Pasir Baros Desa Campaka dimulai dengan adanya pengajian di mesjid Jami' Al-Hidayah dan jumlah murid yang banyak. Namun, pada Tahun 2019 ada konflik yang menyebabkan pengajian tersebut bubar dan mesjid menjadi kosong tanpa ada pengajian anak-anak.

Sejak saat itu, di mesjid tersebut tidak ada lagi pengajian anak-anak yang menyebabkan anak-anak ikut pengajian ke RW lain dan sebagian lagi ke tempat pengajian Al-Barokah.

Pada bulan Agustus tahun 2022 datang MPM STAIPI Garut yang mendapatkan informasi bahwa di RT.01 RW.01 terdapat bangungan kosong wakaf dari salah seorang warga di kampung Pasir Baros tersebut. Bangunan tersebut diwakafkan untuk di jadikan tempat pengajian anak-anak dengan kondisi bangunan sudah kumuh kusang dan kurang layak untuk anak-anak belajar mengaji.

Seorang guru yang bernama Ibu lela, beliau mengajar ngaji anak-anak dengan seadanya, dengan keadaan tempat yang kurang layak, bahkan bukan hanya itu,  ketersediaan buku-buku pun kurang, bahkan dengan kekurangan tersebut buku yang digunakan untuk belajar dan membaca sudah tidak layak pakai, keadaan jilid yang hancur, banyak halaman yang tidak ada. Bahkan 1 buku saja dipakai untuk 10 orang anak.

Selain kekurangan buku, yang sangat memprihatinkan adalah kurangnya Al-Quran. Bisa dibilang Al-Qur'an hanya ada 10 buah dengan kondiai semuanya sudah hancur, tidak layak baca. Dalam bahasa sunda dikenal dengan perkataan : "Lembaran-lembaran kertas anu atos warna koneng pacampur sareng hideung"

Jadi, warna kertasnya sudah tidak putih lagi, sudah tidak jelas lagi untuk di baca.

Al-Qur'an sedikit, kondisi yang rusak, tidak layak untuk di baca, halaman demi halaman kebanyakan yang hilang. Bagaimana bisa generasi Islam melanjutkan demi tegaknya syi'ar Islam dalam kondisi seperti itu? Sekarangkan zamannya sudah modern, harus lebih nyaman, lebih enak supaya lebih mudah dan gemar dalam belajar agama. Ini menunjukkan keprihatinan yang sangat prihatin sekali.

Akhirnya, MPM STAIPI Kelompok 4 menyediakan berbagai kebutuhan renovasi bangunan tempat yang digunakan anak-anak untuk belajar ini yaitu dengan mengecat tembok, memperbaiki atap yang bolong, memperbaiki pintu yang rusak dan menghias ruangan dengan sangat menarik agar bangunan itu bisa digunakan anak-anak mengaji dengan nyaman.

MPM Kelompok 4 STAPI Garut juga menyediakan buku-buku yang diperlukan untuk kegiatan belajar serta mengganti semua Al-Qur'an yang tidak layak baca.

Semua itu dilakukan untuk generasi baru, bahwa pengetahuan Islam dan ilmu-ilmu yang lain itu tidak hanya sampai pada guru, ajengan, ustadz, kiai ataupun yang lainnya tapi juga untuk jangka yang berkelanjutan yaitu generasi anak-anak kemudian menjadi pemuda dan pemudi yang percaya diri akan pengetahun Islam dan ilmu-ilmu yang lain.

MPM STAIPI Kelompok 4 selain membantu kegiatan-kegiatan diatas, juga mengadakan kegiatan yang lainnya, seperti :

  • Membuat perpustakaan mini;
  • Mengajarkan kepada Ibu Lela Microteaching (cara membuka pembelajaran dengan baik);
  • Mengajarkan Ibu Lela ice breaking.

Dalam kegiatan pembelajaran supaya proses belajar itu tidak monoton, maka di posko belajar ini diadakan berbagai kegiatan, diantaranya sebagai berikut :

  • Diskusi;
  • Belajar membaca, menulis dan menghitung;
  • Belajar mengaji.

Semua yang dilakukan oleh MPM STAIPI Kelompok 4 dalam mengadakan posko belajar ini mengundang ketertarikan masyarakat dan memberikan tanggapan yang positif sekali setelah adanya posko belajar ini, karena anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Karena, di posko belajar sangat nyaman untuk anak-anak belajar dan buku-buku yang bervariatif tersedia di perpustakaan mini.

Akhirnya, alhamdulillah MPM STAI Persis Garut Kelompok 4 dapat menyesuaikan dengan teori diatas yang disampaikan oleh Pavlov's bahwa dalam belajar itu diperlukan buku-buku, sarana dan prasana yang nyaman guna mencapai pembelajaran efektif, kondusif dan terus semangat dalam menuntut ilmu. (/Red)***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka