Berstatus Merah, Garut Tercatat Salah Satu Daerah Dengan Angka Stunting Tertinggi di Jawa Barat


JabarOnNews.com, GARUT - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Garut mencapai 35,2 persen atau yang tertinggi di Jawa Barat (Jabar). Dengan angka tersebut, Garut masuk dalam status merah.

"Provinsi Jawa Barat layak memasang alarm kewaspadaan untuk persoalan stunting," ujar Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional, Hasto Wardoyo, melalui zoom, Minggu (14/8/2022).

Hasto menjelaskan, Jabar merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia pada 2022.

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 daerah perkotaan di Jabar, 14 Kabupaten dan Kota berstatus kuning dengan prevalensi 20-30 persen.

Diurut dari yang memiliki prevalensi tertinggi terendah mencakup Bandung Barat, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kota Bandung, Kabupaten Tasikmalaya.

Kemudian Kabupaten Sukabumi, Kota Banjar, Majalengka, Pangandaran, Sumedang, Kabupaten Bekasi, Purwakarta serta Karawang. Bahkan, Bandung Barat dengan prevalensi 29,6 persen nyaris berkategori merah.

Sementara masih ada 9 daerah yang berkategori hijau dengan prevalensi 10 sampai 20 persen.

Dirangking berdasar angka prevalensi tertinggi hingga terendah meliputi Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kuningan, Subang, Kota Bogor, Ciamis, Indramayu, Kota Bekasi serta Kota Depok.

Kota Cimahi yang berprevalensi 19,9 persen dan Kota Sukabumi yang berprevalensi 19,1 persen malah nyaris mendekati status merah.

Tidak ada satu pun Kabupaten atau Kota di Jawa Barat yang berstatus biru yakni dengan prevalensi di bawah 10 persen. Hanya Kota Depok yang memiliki angka prevalensi terendah dengan 12,3 persen.

Hasto mengungkapkan, BKKBN memiliki tugas strategis dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting.

Tugasnya harus berfokus kepada sasaran yang mencakup calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan dan anak-anak usia balita.

“Yang tidak kalah pentingnya mengubah mindset para calon pengantin untuk memprioritaskan pre konsepsi ketimbang pre-wedding. Pemeriksaan lingkar lengan, lingkar badan, tinggi serta berat badan dari calon mempelai sebagai pra-syarat untuk pernikahan sangat penting untuk mencegah kehamilan yang berpotensi stunting,” tutur Hasto Wardoyo.

Kepala Dinas PPKB dan PA kabupaten Garut Yayan Waryana mengungkapkan, dengan angka stunting tertinggi di Jabar pihaknya mengaku terpacu untuk menyelaraskan program-program penurunan stunting.

“Saya berkomitmen penuh bersama seluruh jajaran Pemerintahan Kabupaten Garut untuk melakukan sinergi dan konvergensi bagi penurunan stunting," ucap dia.

 

"Partisipasi pemuka agama, tokoh masyarakat, budayawan, mahasiswa, santri dan pelajar menjadi penting karena merekalah yang berperan penting di masyarakat untuk mencermati stunting yang ada di wilayahnya dengan menurunkan angka stunting dari 35,2 persen pada tahun 2019 menjadi 16 persen pada pertengahan 2022," beber dia. (/Red)***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.