Jumlah Kasus Difteri di Garut Bertambah, Yang Meninggal Belum di SWAB


JABARONNEWS.COM, GARUT - Pemerintah Daerah Kabupaten Garut saat ini terus melakukan penanganan terhadap kasus munculnya wabah difteri di Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan. Di sisi lain, kasus difteri yang terjadi di Kabupaten Garut saat ini terus bertambah.

Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, kasus positif difteri di Kabupaten Garut saat ini bertambah menjadi 10 orang.

Dari jumlah tersebut, saat ini yang menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut ada 4 orang sedangkan 3 orang diisolasi di rumah karena tidak bergejala.

"Dari 10 yang dinyatakan positif difteri, 4 orang masih menjalani isolasi di RSUD dr Slamet dan 3 orang lainnya diisolasi di rumah masing-masing karena tidak bergejala. Sedangkan yang 3 orang lagi sudah dipulangkan dari RSUD karena sudah dinyatakan sembuh," ujar Leli, Rabu, (01/03/2023).

Diungkapkannya, dari 10 orang yang dinyatakan positif difteri, 7 orang di antaranya adalah anak-anak dan 3 orang dewasa. Selain di wilayah Kecamatan Pangatikan, kasus difteri kini juga ditemukan di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul dan Bayongbong hanya masih berstatus suspek.

Selain yang positif, imbuh Leli, saat ini juga ada 6 orang yang masih dinyatakan suspek difteri. Saat ini 2 orang di antaranya masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Slamet, 1 orang menjalani isolasi mandiri dan 3 orang sudah pulang dari RSUD.

Leli juga menyampaikan, penambahan kasus juga terjadi untuk jumlah warga yang meninggal dunia diduga akibat difteri. Hingga Rabu, (01/03/2023) sore, jumlah warga yang meninggal sudah ada 8 orang.

Hal ini menyusul adanya seorang warga yang meninggal dunia akhir minggu kemarin. Namun sama halnya dengan 7 orang yang meninggal dunia sebelumnya, yang satu orang ini juga belum sempat diperiksa dan diambil sampelnya karena disembunyikan oleh orangtuanya padahal saat itu sudah dalam kondisi sakit.

"Minggu lalu kami mendapatkan laporan ada lagi seorang warga yang meninggal dunia dan diduga akibat difteri. Sayangnya terhadap yang bersangkutan, kami belum sempat dilakukan pemeriksaan SWAB karena saat sakit malah disembunyikan oleh orangtuanya," ucapnya.

Terkait program outbreak response immunization (ORI) yang saat ini tengah dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan, Leli menerangkan dari laporan yang diterimnya sampai Selasa, (28/02/2023) sudah mencapai 1.176 orang. ORI yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan ini rencananya akan dilaksanakan selama 10 hari.

Ia menerangkan, rincian target ORI yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pangatikan yakni jumlah sasaran usia 2-59 bulan sebanyak 3.565, jumlah sasaran usia 5-<7 tahun 1.245 dan jumlah sasaran usia 7-15 tahun 6.418 sehingga totalnya mencapai 11.228 orang.

Sedangkan hasil capaian hingga hari ini, jumlah yang divaksin usia 2-59 bulan 376 (10,5 persen), jumlah yang divaksin 5-<7 tahun 142 (11,4 persen), dan jumlah yang di vaksin usia 7-15 tahun 658 (10,3 persen).

Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Slamet garut, Willy Indrawilis, menuturkan saat ini masih terdapat 7 pasien difteri yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr slamet Garut. Jumlah tersebut sudah mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya yang mencapai 9 orang.

"Sebelumnya ada 9 pasien difteri yang kita rawat di ruang isolasi RSUD dr Slamet akan tetapi hari ini tinggal 7 orang. Yang 2 orang sudah dinyatakan sembuh sehingga diperbolehkan pulang," ujar Willy.

Ke-2 pasien yang sudah diperbolehkan pulang itu, tambah Willy, kondisi klinisnya sudah mengalami perbaikan dan juga sudah menjalani tes usap (SWAB) ulang. Meski hasil tes swabnya belum keluar, akan tetapi keduanya sudah diperbolehkan pulang mengingat kondisi kesehatannya yang sudah membaik. (/Red)***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.